Senin, 09 Desember 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI MANDAILING NATAL


PERTUMBUHAN  EKONOMI  MANDAILING  NATAL
                                                          
D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

                                 NAMA           : MHD. SOPIAN
                                 NIM                : 11.220.0113



DOSEN PEMBIMBING

DARWIS HARAHAP, S.HI., M.Si
NIP: 19780818 200901 1 015                       


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2011/2012



                                                                                   
DAFTAR ISI


Daftar isi.............................................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

BAB I.PENDAHULUAN.................................................................................................. iii
          A.Latar Belakang....................................................................................................... iv
          B.Rumusan Masalah.................................................................................................. iv

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................. 1
          I.Pertumbuhan Ekonomi Regional............................................................................. 1
          A.Pendapatan Regional............................................................................................. 1
          II.Pertumbuhan Ekonomi Madina Persektor............................................................. 2
          A.Profil Madina......................................................................................................... 2
          B.Sejarah.................................................................................................................... 3
          C.Pertumbuhan Persektor.......................................................................................... 5
              i. Pertumbuhan Ekonomi 2007.............................................................................. 5
              ii.Pertumbuhan Ekonomi 2008.............................................................................. 8
              iii.Pertumbuhan Ekonomi 2009............................................................................. 9
              iv.Pertumbuhan Ekonomi 2010............................................................................. 9
              v. Pertumbuhan Ek................................................................................................ onomi 2011       12

BAB III. PENUTUP........................................................................................................... 12
A.  Kesimpulan............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 13




                                                                                   
KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi Mandailing Natal”.
            Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin


                                                                             
                                                                                                Padangsidimpuan,  26 Mei 2012


                                                                                                            MHD. SOPIAN























BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Seiring dengan berjalan zaman, pertumbuhan ekonomi juga smakin berkembang,baik petumbuhan ekonomi nasional,maupun pertumbuhan ekonomi regional. Dalam perkembangannya,pertumbuhan ekonomi regional kini smakin menjadi sorotan,sehingga perlu di tinjau lagi lebih mendalam,factor – factor yang mempengaruhinya. Disini saya akan memaparkan seputar tentang pertumbuhan ekonomi, (khususnya MADINA ).
            Agar kita lebih peduli terhadap daerah masing- masing,dengan mengetahui berapa besarnya pertumbuhan ekkonomi daerah kita pertahunnya,sector mana saja yang paling beerkembang dan sector yang butuh perhatian lebuh untuk di kembangkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakng di atas, maka saya menyebutkan beberapa rumusan masalah :
  1. Apa saja yang menjadi profil MADINA ?
  2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi nya per tahun,dalam persektor?






BAB II
PEMBAHASAN

I.PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
Ilmu ekonomi regional adalah ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Ilmu ini mempelajari keberadaan suatu kegiatan disuatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya bereaksi atas kegiatan tersebut.Sehingga secara keseluruhan berbagai wilayah dan pooteninya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonom seluruh wilayah[1].
  1. PENDAPATAN REGIONAL
Pendapatan Regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor dikurangai aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk. Produk ini merupakan jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan di wilayah tersebut.
            Metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode, yaitu :
  • Metode Langsung &
  • Metode tidak langsung
Metode Langsung adalah perhitungan dengan menggunakan dana daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerh itu .  Metode tidak langsung adalah perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi regional
memakai berbagai macam indikator, antara lain produk, jumlah penduduk, luas areal, sebagai alokatornya.[2]
II. PERTUMBUHAN EKONOMI MADINA PERSEKTOR ( 5 TAHUN TERAKHIR )
Salah satu kegunaan penting dari data penadapatan nasional adalah untuk menentukan pertumbuhan ekkonomi yang dicapai sesuatu Negara dari tahun ke tahun. Dengan demikian dapatlah prestasi dan kesuksesan Negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan prekonomiannya dalam jangka panjang.[3]
            Usaha mengejar pertumbuhan ekonomi nasional tak boleh dillakukan dengan mengorbankan keseimbangan pertumbuhan daerah – daerah. Setiap rencana pembangunan yang bersifat nasional dengan demikian harus pulamemuat bagian- bagian rencana pembangunan regional scara terpadu,terkoordinasi, dan diselaraskan dalam penyusunan dan pelaksanaan.[4]
A.    PROFIL MADINA
Profil & Sejarah Kabupaten Mandailing Natal
Description: Logo Kabupaten Mandailing Natal
Nama Resmi : Kabupaten Mandailing Natal
Ibukota : Panyabungan
Luas Wilayah : 6.620,70 Km²
Jumlah Penduduk :  359.849 Jiwa (Sensus Penduduk 2000)
Wilayah Administrasi : 23 Kecamatan
Bupati :  H. M. Hidayat Batubara, SE
Wakil Bupati : Drs. H. Dahlan Hasan Nasution
Alamat Kantor : Jl. Wilem Iskandar No. 11, Dalan Lidang - Sumatera Utara
Tepl. (0636) 20822, 20222  Fax. (0636) 20777
B.     SEJARAH 
Nama MANDAILING termaktub dalam Kitab Nagarakertagama, yang mencatat perluasan wilayah Majapahit sekitar 1365 M. Hal ini berarti sejak penggalan akhir abad abad ke-14 sudah diakui adanya suku bangsa dan wilayah bernama Mandailing. Sayangnya, selama lebih 5 abad Mandailing seakan-akan raib ditelan sejarah. Baru pada abad ke-19 saat Belanda menguasai tanah berpotensi daya alam ini, Mandailing pun mencatat sejarah baru. Kemudian disusul ke masa pendudukan Jepang Penyair besar Mandailing, Willem Iskander menulis sajak monumental "Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk", mengukir tanah kelahirannya yang indah dihiasi perbukitan dan gunung. Terbukti tanah Mandailing mampu eksis dengan potensi sumber daya alam, seperti tambang emas, kopi, beras, kelapa dan karet. Kekayaan alam dan kemajuan dalam berbagai sektor, mulai dari tradisi persawahan, perairan, hingga semakin besarnya pertumbuhan ekonomi di wilayah pantai barat ini maka disebut Mandailing Godang.
Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan.Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan undang-undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 9 Maret 1999.
Kabupaten Mandailing Natal terletak berbatasan dengan Sumatera Barat, bagian paling selatan dari Propinsi Sumatera Utara. Penduduk asli Kabupaten Mandailing Natal,terdiri dari dua etnis :

Penduduk
Kabupaten Mandailing Natal, terdiri dari 23 Kecamatan , dan 386 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 413.750 jiwa, laki-laki 203,565 jiwa atau 49.20 % dan perempuan 210.185 jiwa atau 50.80 % (data tahun 2006). Dan tingkat pertumbuhan 1,42% pertahun
.


Perbankan
Di Kabupaten Mandailing Natal terdapat 8 (delapan) buah Bank, yang terdiri dari 4 kantor Bank Pemerintah dan 4 kantor Bank Swasta Nasional.[5]
C.   PERTUMBUHAN PERSEKTOR
Perkembangan suatu daerah diusahakan dapat memberikan pengaruh positif bagi daerah-daeah lain, sehungga berpengaruh bagi kemajuan bersama, kesatuan ekonomi dan kesatuan bangsa.
            Dekonsentrasi  kegiatan ekonomi dan menejement serta integrasi yang dillaksakan dengan baik merupakan dasr bagi etonomi yang riil. Untuk pelaksanaan dan ketetapan integrasi dan dekonsentrasi diperlukan pengenalan data social, sumber – sumber ,dari tingkat local,dengan mana harus diletakkan dasar bagi koordinasi nasional. [6]
           
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat pertumbuhan ekonomi  6,12 % per tahun.



Kabupaten Mandailing Natal memiliki objek wisata berupa keindahan alam dan peninggalan sejarah. Daerah ini memiliki hutan  yakni Taman Nasional Batang Gadis 108.000 hektar (26 % dari luas hutan), dengan .
Kegiatan usaha yang dilakukan terutama dalam bidang Perkebunan, Pertanian  hortikultura, perdagangan industri perabot/rumah tangga, perikanan dan simpan pinjam. Dalam 5 tahun terakhir terdapat pertumbuhan .
Perusahaan perdagangan tumbuh rata-rata 15,30 % per tahun, Perusahaan Kecil tumbuh 19,93 %, Perusahaan Menengah tumbuh 11,65 % sedangkan Perusahaan besar relatif masih kurang menggembirakan. Dalam tahun .

Dari hutan negara 317.825 hektar tersebut 108.000 hektar atau 33,98 % menjadi Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang merupakan hutan lindung register 4, 5, 27, 28, 29 dan 36. Luas hutan Kab. Mandailing .
Jenis  tanaman semua sub sektor tanaman pangan, dalam luas areal dan produksi, tahun 2007 No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Kecamatan Produsen .
Kabupaten Mandailing Natal memiliki potensi memadai disektor ini, hal ini disebabkan  keadaan umum bebatuan adalah : - Alluvial : 196.910 ha  (29,30 %)         - Kapur : 29.640
ha  ( 4,41 %) - Permakarbon .
.Perkebunan Rakyat Luas areal dan tingkat produksi tahun 2007 No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Kecamatan Penghasil Utama 1. Kelapa .
Industri yang berkembang adalah skala kecil dan menengah, yang mengolah SDA menjadi barang jadi maupun bahan baku. Pertumbuhan industri rata-rata 14.41 % dan investasi rata-rata 20,21 % per tahun. Dalam .
Wilayah Laut luas 1.789. Km2, dengan pantai sepanjang 170 Km, sedangkan luas lahan tambak 1.500 hektar, prasarana/sarana berupa TPI sbanyak 2 unit dan perahu motor (inboard)< = 30 Gt sebanyak 252 unit.[7]

Dengan perincian yang lebih mudah sbb :
  • Pertanian: 45,42 %
  • Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
  • Industri pengolahan: 3,53 %
  • Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
  • Bangunan: 10,05 %
  • Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
  • Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
  • Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
  • Jasa-jasa: 14,67 %

Pertumbuhan Ekonomi 2008
Kinerja perekonomian Mandailing Natal pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2007, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 6,50 persen Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan positif pada semua sektor ekonomi. Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor perikanan yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13,18 persen khususnya dibanding sektor perikanan perekonomian. Disusul oleh sektor bangunan 10,57 persen, sektor jasa-jasa 10,17 persen, sektor industri pengolahan disusul oleh sektor perikanan bangunan 10,57 persen, sektor perikanan Jasa-Jasa 10,17 persen, sektor perikanan Industri pengolahan   9,48 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,31 persen, sektor keuangan ,persewaan dan jasa perusahaan 6,60 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,17 persen. 9,48 persen, sektor perikanan pengangkutan dan komunikasi 7,31 persen, sektor perikanan keuangan, persewaan dan jasa anak pajak tangguhan 6,60 persen, sektor perikanan dan perdagangan, hotel dan restoran 5,17 persen. Sedangkan 2 (dua) sektor perikanan perekonomian Lainnya hanya berhasil Tumbuh dibawah 5 persen khususnya.[8]


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mandailing Natal meningkat 0,01 persen, karena pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Mandailing Natal sebesar 6,40.[9]
Top of Form 2
Pendapatan Regional 2010
Bedasarkan perhitungan PDRB atas harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mandailing Natal tahun 2010 adalah sebesar sebesar 6,41% (angka sementara). Nilai PDRB atas harga konstan (PDRB 2010 ADH Konstan) 2000 sebesar Rp2.031.709,33 juta naik sebesar 6,41% dari tahun 2009 sebesar Rp1.909.405,87 juta. Sedangkan PDRB 2010 ADH Berlaku sebesar Rp3.826.485,35 juta naik sebesar 13,06% dari tahun 2009 sebesar Rp3.384.351,76 juta.
Sedangkan Distribusi Persentase dari seluruh sektor ekonomi yang ada di PDRB pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku tertinggi di sektor pertanian 43,57% kemudian sektor jasa-jasa yaitu 15,03%, sedangkan yang terkecil adalah sektor listrik, gas,dan air minum sebesar 0,23%.[10]
Pendapatan Regional 2011
APBD murni pada tahun 2011 sebesar Rp625.704.056.459, berarti mengalami peningkatan sebesar Rp75.070.942.494 atau sebesar 12,00 persen. dana alokasi umum mengalami peningkatan sebesar 18,75 persen dari TA 2011 sebesar Rp455.686.638.000 menjadi Rp 541.106.638.000, dan dana alokasi husus mengalami penurunan sebesar 16,63 persen dari TA 2011 sebesar Rp48.465.400.000 menjadi sebesar Rp41.555.830.Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung, belanja tidak langsung mengalami pertambahan sebesar Rp55.765.912.824, dari TA 2011 sebesar Rp 405.663.143.009
Dalam laporan tersebut Bupati mandailing natal mengatakan bahwa pendapatan daerah pada tahun 2011 direncanakan sebesar Rp 678.451.916.227,00 dan dapat terrealisasi sebesar Rp 679.506.652.666,65 atau 110,16 persen dengan rincian. Bagian pendapatan asli daerah (PAD) ditargetkan sebesar 25.000.000.000 dapat terrealisasi sebesar Rp 27.525.847.376,65 atau 110,10 persen.[11]
Jenis Penerimaan                                                                              Type of Receipt
Tahun / Year
2010
(1) (2)
A. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu                         215.508,903
B. Pendapatan Asli Daerah/Regional Income
1. Pos Pajak Daerah /Port of Regional Taxes                                3.178.017,632
2. Pos Laba Perusahaan Milik Daerah /                                         2.595.821,624
Port of Local Government Corporate Profit
3.Pendapatan Retribusi Daerah                                                      3.644.177,884
4. Pos Lain-lain PAD yang Sah/                                                      4.724.507,372
Port of Others Receipt Regional Income
C. Dana Perimbangan
1. Pos Bagi Hasil Pajak / Tax Share                                                36.616.169,620
2. Pos Bagi Hasil Bukan Pajak / Non Tax Share                           3.371.887,468                        
3. Pos Dana Alokasi Umum                                                             398.482.296,000                    
4. Pos Dana Alokasi Khusus                                                                        58.131.400,000
D. Transfer Pemerintah Pusat lainnya
1. Dana Otonomi Khusus                                                                 0
2. Dana Penyesuaian                                                                         55.245.046,594
E. Transfer dari Pemerintah Provinsi
1.Pendapatan Bagi Hasil Pajak                                                       17.418.254,507
2.Pendapatan Bagi Hasil Lainnya                                                   0
3. Bantuan Keuangan dari Provinsi                                                16.155.680,000
F. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
1. Pendapatan Hibah                                                                        0                                 
2. Pendapatan Dana Darurat                                                          0
3. Pendapatan Lainnya                                                                    0

Jumlah Penerimaan / Total of Receipt                                            599.563.258.701,00[12]






BAB III
 KESIMPULAN
  1. KESIMPULAN
KETERANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI MADINA  5 THN TERAKHIR
Bahwa MADINA dalam pertumbuhan ekonominya dari tahun ke tahun hampir bisa dikatakan selalu mengalami peningkatan,hanya di tahun  2009 saja yang mengalami penurunan. Dalam data yang dimuat dalam table tersebut dapat kita lihat bahwa :
TAHUN
                                  2007                      2008                  2009                 2010                                  2011
PERTUMBUHAN EKONOMI
6,12 %
6,50 %
6,40 %
6,41 %
12%








DAFTAR PUSTAKA
Gunadi, Tom. 1982. Sistem Prekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45. Bandung : Angkasa.
Operation,Co dkk. 2007. BPS Mandaling Natal.Panyabungan : Balai Pustaka BPS Madina.
Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional. Jakarta : PT. Bumi Aksara.




















[1] Robinson Tarigan,Ekonomi Regional, ( PT.Bumi Aksara : Jakarta ),2005.hlm.1
[2] Ibid.Ekonomi Regional.hlm.19-23
[3] Sadono Sukirno, Makro Ekonomi, ( Jakarta : Rajawali Pers,) 2011, hal 49
[4] Tom Gunadi.Sistem Prekonomian Menurut Pancasila dan UUD ’45, ( Bandung : Angkasa,) 1982,
 hlm. 306
[5] Website : www.madina.go.id
[6] Ibid.Sistem Prekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45..hal.308
[7] Co_Operation dan BPS.Mandailing Natal dalam Angka.( Balai Pustaka BPS Mandailing Natal : 2007 ).hlm.404-406.
Co_Operation dan BPS.Mandailing Natal dalam Angka.( Balai Pustaka BPS Mandailing Natal : 2008) .hlm385-388
Co_Operation dan BPS.Mandailing Natal dalam Angka.( Balai Pustaka BPS Mandailing Natal : 2009)
.hlm.389-393
Co_Operation dan BPS Mandailing Natal.Mandailing Natal dalam Angka. ( Balai Pustaka BPS Mandailing Natal : 2010 ).hlm.405-407
[11] www.madina.go.com
[12] Co_Coperation dan BPS Madina.Mandailing Natal dalam Angka.(Balai Pustaka Mandailing Natal : 2011).hlm.389