PERTUMBUHAN EKONOMI
MANDAILING NATAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : MHD. SOPIAN
NIM : 11.220.0113
DOSEN
PEMBIMBING
DARWIS
HARAHAP, S.HI., M.Si
NIP:
19780818 200901 1 015
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2011/2012
DAFTAR ISI
Daftar isi.............................................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
BAB
I.PENDAHULUAN.................................................................................................. iii
A.Latar Belakang....................................................................................................... iv
B.Rumusan Masalah.................................................................................................. iv
BAB II.
PEMBAHASAN.................................................................................................. 1
I.Pertumbuhan Ekonomi Regional............................................................................. 1
A.Pendapatan Regional............................................................................................. 1
II.Pertumbuhan Ekonomi Madina
Persektor............................................................. 2
A.Profil Madina......................................................................................................... 2
B.Sejarah.................................................................................................................... 3
C.Pertumbuhan Persektor.......................................................................................... 5
i. Pertumbuhan Ekonomi 2007.............................................................................. 5
ii.Pertumbuhan Ekonomi 2008.............................................................................. 8
iii.Pertumbuhan Ekonomi 2009............................................................................. 9
iv.Pertumbuhan Ekonomi 2010............................................................................. 9
v. Pertumbuhan Ek................................................................................................ onomi
2011 12
BAB III. PENUTUP........................................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 13
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat
Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi Mandailing
Natal”.
Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Padangsidimpuan, 26 Mei 2012
MHD.
SOPIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Seiring dengan berjalan
zaman, pertumbuhan ekonomi juga smakin berkembang,baik petumbuhan ekonomi
nasional,maupun pertumbuhan ekonomi regional. Dalam perkembangannya,pertumbuhan
ekonomi regional kini smakin menjadi sorotan,sehingga perlu di tinjau lagi
lebih mendalam,factor – factor yang mempengaruhinya. Disini saya akan
memaparkan seputar tentang pertumbuhan ekonomi, (khususnya MADINA ).
Agar kita lebih peduli terhadap daerah masing-
masing,dengan mengetahui berapa besarnya pertumbuhan ekkonomi daerah kita
pertahunnya,sector mana saja yang paling beerkembang dan sector yang butuh
perhatian lebuh untuk di kembangkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakng
di atas, maka saya menyebutkan beberapa rumusan masalah :
- Apa saja yang menjadi profil MADINA ?
- Bagaimana pertumbuhan ekonomi nya per tahun,dalam persektor?
BAB II
PEMBAHASAN
I.PERTUMBUHAN EKONOMI
REGIONAL
Ilmu
ekonomi regional adalah ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur
perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Ilmu ini mempelajari
keberadaan suatu kegiatan disuatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya
bereaksi atas kegiatan tersebut.Sehingga secara keseluruhan berbagai wilayah
dan pooteninya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat
mempercepat pertumbuhan ekonom seluruh wilayah[1].
- PENDAPATAN REGIONAL
Pendapatan
Regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor
dikurangai aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir
masuk. Produk ini merupakan jumlah dari pendapatan berupa upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal
dari kegiatan di wilayah tersebut.
Metode perhitungan pendapatan
regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode, yaitu :
- Metode Langsung &
- Metode tidak langsung
Metode
Langsung adalah perhitungan dengan menggunakan dana daerah atau data asli yang
menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerh itu
. Metode tidak langsung adalah
perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi regional
memakai
berbagai macam indikator, antara lain produk, jumlah penduduk, luas areal,
sebagai alokatornya.[2]
II.
PERTUMBUHAN
EKONOMI MADINA PERSEKTOR ( 5 TAHUN TERAKHIR )
Salah satu kegunaan
penting dari data penadapatan nasional adalah untuk menentukan pertumbuhan
ekkonomi yang dicapai sesuatu Negara dari tahun ke tahun. Dengan demikian
dapatlah prestasi dan kesuksesan Negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan
ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan prekonomiannya dalam
jangka panjang.[3]
Usaha mengejar pertumbuhan ekonomi nasional tak boleh
dillakukan dengan mengorbankan keseimbangan pertumbuhan daerah – daerah. Setiap
rencana pembangunan yang bersifat nasional dengan demikian harus pulamemuat
bagian- bagian rencana pembangunan regional scara terpadu,terkoordinasi, dan
diselaraskan dalam penyusunan dan pelaksanaan.[4]
A.
PROFIL MADINA
Profil & Sejarah
Kabupaten Mandailing Natal
Nama
Resmi : Kabupaten Mandailing Natal
Ibukota : Panyabungan
Luas Wilayah : 6.620,70 Km²
Jumlah Penduduk : 359.849 Jiwa (Sensus Penduduk 2000)
Wilayah Administrasi : 23 Kecamatan
Bupati : H. M. Hidayat Batubara, SE
Wakil Bupati : Drs. H. Dahlan Hasan Nasution
Alamat Kantor : Jl. Wilem Iskandar No. 11, Dalan Lidang - Sumatera Utara
Tepl. (0636) 20822, 20222 Fax. (0636) 20777
Ibukota : Panyabungan
Luas Wilayah : 6.620,70 Km²
Jumlah Penduduk : 359.849 Jiwa (Sensus Penduduk 2000)
Wilayah Administrasi : 23 Kecamatan
Bupati : H. M. Hidayat Batubara, SE
Wakil Bupati : Drs. H. Dahlan Hasan Nasution
Alamat Kantor : Jl. Wilem Iskandar No. 11, Dalan Lidang - Sumatera Utara
Tepl. (0636) 20822, 20222 Fax. (0636) 20777
B.
SEJARAH
Nama MANDAILING termaktub
dalam Kitab Nagarakertagama, yang mencatat perluasan wilayah Majapahit sekitar
1365 M. Hal ini berarti sejak penggalan akhir abad abad ke-14 sudah diakui
adanya suku bangsa dan wilayah bernama Mandailing. Sayangnya, selama lebih 5
abad Mandailing seakan-akan raib ditelan sejarah. Baru pada abad ke-19 saat
Belanda menguasai tanah berpotensi daya alam ini, Mandailing pun mencatat
sejarah baru. Kemudian disusul ke masa pendudukan Jepang Penyair besar
Mandailing, Willem Iskander menulis sajak monumental "Si Bulus-Bulus Si
Rumbuk-Rumbuk", mengukir tanah kelahirannya yang indah dihiasi perbukitan
dan gunung. Terbukti tanah Mandailing mampu eksis dengan potensi sumber daya
alam, seperti tambang emas, kopi, beras, kelapa dan karet. Kekayaan alam dan
kemajuan dalam berbagai sektor, mulai dari tradisi persawahan, perairan, hingga
semakin besarnya pertumbuhan ekonomi di wilayah pantai barat ini maka disebut
Mandailing Godang.
Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten,
wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan.Setelah terjadi
pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan undang-undang
Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 9 Maret 1999.
Kabupaten Mandailing Natal terletak berbatasan
dengan Sumatera Barat, bagian paling selatan dari Propinsi Sumatera Utara.
Penduduk asli Kabupaten Mandailing Natal,terdiri dari dua etnis :
Penduduk
Kabupaten Mandailing Natal, terdiri dari 23 Kecamatan , dan 386 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 413.750 jiwa, laki-laki 203,565 jiwa atau 49.20 % dan perempuan 210.185 jiwa atau 50.80 % (data tahun 2006). Dan tingkat pertumbuhan 1,42% pertahun.
Penduduk
Kabupaten Mandailing Natal, terdiri dari 23 Kecamatan , dan 386 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 413.750 jiwa, laki-laki 203,565 jiwa atau 49.20 % dan perempuan 210.185 jiwa atau 50.80 % (data tahun 2006). Dan tingkat pertumbuhan 1,42% pertahun.
Perbankan
Di Kabupaten Mandailing
Natal terdapat 8 (delapan) buah Bank, yang terdiri dari 4 kantor Bank
Pemerintah dan 4 kantor Bank Swasta Nasional.[5]
C.
PERTUMBUHAN PERSEKTOR
Perkembangan suatu daerah
diusahakan dapat memberikan pengaruh positif bagi daerah-daeah lain, sehungga
berpengaruh bagi kemajuan bersama, kesatuan ekonomi dan kesatuan bangsa.
Dekonsentrasi
kegiatan ekonomi dan menejement serta integrasi yang dillaksakan dengan
baik merupakan dasr bagi etonomi yang riil. Untuk pelaksanaan dan ketetapan
integrasi dan dekonsentrasi diperlukan pengenalan data social, sumber – sumber
,dari tingkat local,dengan mana harus diletakkan dasar bagi koordinasi
nasional. [6]
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp.
2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat
pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.
Kabupaten Mandailing Natal
memiliki objek wisata berupa keindahan alam dan peninggalan sejarah. Daerah ini
memiliki hutan yakni Taman Nasional Batang Gadis 108.000 hektar (26 %
dari luas hutan), dengan .
Kegiatan usaha yang
dilakukan terutama dalam bidang Perkebunan, Pertanian hortikultura,
perdagangan industri perabot/rumah tangga, perikanan dan simpan pinjam. Dalam 5
tahun terakhir terdapat pertumbuhan .
Perusahaan perdagangan tumbuh rata-rata 15,30 % per tahun, Perusahaan
Kecil tumbuh 19,93 %, Perusahaan Menengah tumbuh 11,65 % sedangkan Perusahaan
besar relatif masih kurang menggembirakan. Dalam tahun .
Dari hutan negara 317.825
hektar tersebut 108.000 hektar atau 33,98 % menjadi Taman Nasional Batang Gadis
(TNBG) yang merupakan hutan lindung register 4, 5, 27, 28, 29 dan 36. Luas
hutan Kab. Mandailing .
Jenis tanaman semua sub sektor tanaman pangan, dalam luas areal
dan produksi, tahun 2007 No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)
Kecamatan Produsen .
Kabupaten Mandailing Natal
memiliki potensi memadai disektor ini, hal ini disebabkan keadaan umum
bebatuan adalah : - Alluvial : 196.910 ha (29,30
%) - Kapur : 29.640
ha ( 4,41 %) -
Permakarbon .
.Perkebunan Rakyat Luas areal dan tingkat produksi tahun 2007 No Jenis
Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Kecamatan Penghasil Utama 1.
Kelapa .
Industri yang berkembang
adalah skala kecil dan menengah, yang mengolah SDA menjadi barang jadi maupun
bahan baku. Pertumbuhan industri rata-rata 14.41 % dan investasi rata-rata
20,21 % per tahun. Dalam .
Wilayah Laut luas 1.789. Km2, dengan pantai sepanjang 170 Km, sedangkan
luas lahan tambak 1.500 hektar, prasarana/sarana berupa TPI sbanyak 2 unit dan
perahu motor (inboard)< = 30 Gt sebanyak 252 unit.[7]
Dengan perincian yang lebih mudah sbb :
- Pertanian: 45,42 %
- Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
- Industri pengolahan: 3,53 %
- Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
- Bangunan: 10,05 %
- Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
- Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
- Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
- Jasa-jasa: 14,67 %
Pertumbuhan Ekonomi 2008
Kinerja
perekonomian Mandailing Natal pada tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun
2007, yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami
peningkatan sebesar 6,50 persen Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan
positif pada semua sektor ekonomi. Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan
sektor perikanan yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
13,18 persen khususnya dibanding sektor perikanan perekonomian. Disusul oleh
sektor bangunan 10,57 persen, sektor jasa-jasa 10,17 persen, sektor industri
pengolahan disusul oleh sektor perikanan bangunan 10,57 persen, sektor
perikanan Jasa-Jasa 10,17 persen, sektor perikanan Industri pengolahan 9,48 persen, sektor pengangkutan dan
komunikasi 7,31 persen, sektor keuangan ,persewaan dan jasa perusahaan 6,60
persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,17 persen. 9,48 persen,
sektor perikanan pengangkutan dan komunikasi 7,31 persen, sektor perikanan keuangan,
persewaan dan jasa anak pajak tangguhan 6,60 persen, sektor perikanan dan perdagangan,
hotel dan restoran 5,17 persen. Sedangkan 2 (dua) sektor perikanan perekonomian
Lainnya hanya berhasil Tumbuh dibawah 5 persen khususnya.[8]
Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Mandailing Natal meningkat 0,01 persen, karena pada tahun 2009
pertumbuhan ekonomi Mandailing Natal sebesar 6,40.[9]
Top of Form 2
Pendapatan Regional 2010
Bedasarkan perhitungan PDRB atas harga
konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mandailing Natal tahun 2010
adalah sebesar sebesar 6,41% (angka sementara). Nilai PDRB atas harga konstan
(PDRB 2010 ADH Konstan) 2000 sebesar Rp2.031.709,33 juta naik sebesar 6,41%
dari tahun 2009 sebesar Rp1.909.405,87 juta. Sedangkan PDRB 2010 ADH Berlaku
sebesar Rp3.826.485,35 juta naik sebesar 13,06% dari tahun 2009 sebesar
Rp3.384.351,76 juta.
Sedangkan Distribusi Persentase dari seluruh
sektor ekonomi yang ada di PDRB pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku
tertinggi di sektor pertanian 43,57% kemudian sektor jasa-jasa yaitu 15,03%,
sedangkan yang terkecil adalah sektor listrik, gas,dan air minum sebesar 0,23%.[10]
Pendapatan Regional 2011
APBD murni
pada tahun 2011 sebesar Rp625.704.056.459, berarti mengalami peningkatan
sebesar Rp75.070.942.494 atau sebesar 12,00 persen. dana alokasi umum mengalami
peningkatan sebesar 18,75 persen dari TA 2011 sebesar Rp455.686.638.000 menjadi
Rp 541.106.638.000, dan dana alokasi husus mengalami penurunan sebesar 16,63
persen dari TA 2011 sebesar Rp48.465.400.000 menjadi sebesar
Rp41.555.830.Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung, belanja tidak langsung mengalami pertambahan sebesar
Rp55.765.912.824, dari TA 2011 sebesar Rp 405.663.143.009
Dalam laporan tersebut Bupati mandailing natal mengatakan bahwa
pendapatan daerah pada tahun 2011 direncanakan sebesar Rp 678.451.916.227,00
dan dapat terrealisasi sebesar Rp 679.506.652.666,65 atau 110,16 persen dengan
rincian. Bagian pendapatan asli daerah (PAD) ditargetkan sebesar 25.000.000.000
dapat terrealisasi sebesar Rp 27.525.847.376,65 atau 110,10 persen.[11]
Jenis Penerimaan Type
of Receipt
|
Tahun / Year
|
2010
|
(1) (2)
|
A. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu 215.508,903
|
B. Pendapatan Asli Daerah/Regional Income
|
1. Pos Pajak Daerah /Port of Regional Taxes 3.178.017,632
|
2. Pos Laba Perusahaan Milik Daerah / 2.595.821,624
|
Port of Local Government Corporate Profit
|
3.Pendapatan Retribusi Daerah 3.644.177,884
|
4. Pos Lain-lain PAD yang Sah/ 4.724.507,372
|
Port of Others Receipt Regional Income
|
C. Dana Perimbangan
|
1. Pos Bagi Hasil Pajak / Tax Share 36.616.169,620
|
2. Pos Bagi Hasil Bukan Pajak / Non Tax Share 3.371.887,468
|
3. Pos Dana Alokasi Umum 398.482.296,000
|
4. Pos Dana Alokasi Khusus 58.131.400,000
|
D. Transfer Pemerintah Pusat lainnya
|
1. Dana Otonomi Khusus 0
|
2. Dana Penyesuaian 55.245.046,594
|
E. Transfer dari Pemerintah Provinsi
|
1.Pendapatan Bagi Hasil Pajak 17.418.254,507
|
2.Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0
|
3. Bantuan Keuangan dari Provinsi 16.155.680,000
|
F. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
|
1. Pendapatan Hibah 0
|
2. Pendapatan Dana Darurat 0
|
3. Pendapatan Lainnya 0
|
Jumlah Penerimaan /
Total of Receipt 599.563.258.701,00[12]
|
BAB
III
KESIMPULAN
- KESIMPULAN
KETERANGAN PERTUMBUHAN
EKONOMI MADINA 5 THN TERAKHIR
Bahwa MADINA dalam
pertumbuhan ekonominya dari tahun ke tahun hampir bisa dikatakan selalu
mengalami peningkatan,hanya di tahun
2009 saja yang mengalami penurunan. Dalam data yang dimuat dalam table
tersebut dapat kita lihat bahwa :
TAHUN
|
|||||
2007 2008 2009 2010 2011
|
|||||
PERTUMBUHAN EKONOMI
|
6,12 %
|
6,50 %
|
6,40 %
|
6,41 %
|
12%
|
DAFTAR
PUSTAKA
Gunadi,
Tom. 1982. Sistem Prekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45. Bandung : Angkasa.
Operation,Co
dkk. 2007. BPS Mandaling Natal.Panyabungan : Balai Pustaka BPS Madina.
Sukirno,
Sadono. 2011. Makro Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers.
Tarigan,
Robinson. 2005. Ekonomi Regional. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
[1] Robinson Tarigan,Ekonomi Regional, (
PT.Bumi Aksara : Jakarta ),2005.hlm.1
[2] Ibid.Ekonomi
Regional.hlm.19-23
[3]
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi, ( Jakarta : Rajawali Pers,)
2011, hal 49
[4]
Tom Gunadi.Sistem Prekonomian Menurut
Pancasila dan UUD ’45, ( Bandung : Angkasa,) 1982,
hlm. 306
[5] Website
: www.madina.go.id
[6] Ibid.Sistem Prekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45..hal.308
[7]
Co_Operation dan BPS.Mandailing Natal dalam Angka.( Balai Pustaka BPS Mandailing Natal
: 2007 ).hlm.404-406.
.hlm.389-393
[11] www.madina.go.com
[12]
Co_Coperation dan BPS Madina.Mandailing Natal dalam Angka.(Balai Pustaka Mandailing Natal : 2011).hlm.389